"Dulu skoloh mno?"
"XXX, knal ko?"
"Amat kenal"
"Dulu skoloh mno?"
"XXX, knal ko?"
"Amat kenal jgok"
Suatu dialog yang amatlah ringkas dan memang tiada maknanya bagi sesiapa sahaja yang membacanya. Tapi, ia sememangnya suatu yang amat menarik perhatianku. Permulaan sebuah persahabatan yang pintaku biarlah berpanjangan. Kerana hadirmu memutik kuntum hati yang kiranya tidak akan mekar lagi. Senyummu saja bisa memujuk sang kuntum kembali mekar. Hingga berdetik dihati bagai mengungkap kata...
Disini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu
Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu meski tanpamu
Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan
Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya
Suara dengarkanlah aku
Apakah aku slalu dihatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya
Kalau ku masih tetap disini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu Aku menunggu
Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya
Suara dengarkanlah aku
Apakah aku ada dihatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya
Suara dengarkanlah aku...
No comments:
Post a Comment